Tuesday, December 16, 2008

Mitos-Mitos Keuangan

Banyak orang-orang bilang bahwa uang bukanlah segala-galanya. Tapi menurut saya segala-galanya memerlukan uang. So, uang menjadi sesuatu yang penting dalam hidup ini sehingga saya ingin memberikan sedikit artikel buat anda tentang uang khususnya tentang mitos-mitos keuangan. Dan artikel ini saya ambil dari kaskus.com untuk group blogger-mandiri dan yang ingin baca khususnya. Ok, ini artikelnya :
Mitos: menabung sebaiknya dilakukan diakhir bulan.
Fakta: salah.
Banyak orang yang beranggapan, bahwa uang yang ditabung setiap bulan adalah sisa uang kita di akhir bulan. Kenyataannya uang kita sering kali tidak bersisa diakhir bulan, bahkan kita harus utang dengan menggunakan kartu kredit. Kalau begini terus anggapan Anda, bisa dipastikan Anda tidak akan pernah berhasil menabung secara rutin.


Yang paling baik adalah, menabunglah di awal gajian. Sebelumnya perkirakan dulu berapa biaya hidup Anda dalam sebulan. Misalkan gaji Anda Rp 5 juta tiap bulan, sedangkan biaya hidup per bulan Rp 4 juta. Nah, ketika Anda gajian, sisihkan langsung Rp 1 juta ke dalam tabungan atau investasi bulanan Anda, baru habiskan Rp 4 juta untuk biaya hidup. Jadi, Anda bisa menabung setiap bulannya. Ingat, pay your self first, before you pay for others.

Mitos: saya paling takut dengan resiko, oleh karena itu saya paling takut menabung di reksa dana, jadi saya menabung saja di tabungan atau deposito yang tidak ada resikonya.
Fakta: salah.
Memang benar berinvestasi di reksa dana mengandung risiko penurunan nilai uang, tetapi asalkan Anda dibantu oleh perencana keuangan untuk memilih jenis investasi yang tepat, dan Anda berinvestasi dalam jangka panjang, Anda akan memperoleh keuntungan. Perlu diketahui, walaupun secara nominal uang di deposito tidak mengalami pengurangan, tetapi ada hantu keuangan yang harus Anda hadapi, yaitu inflasi.

Banyak analis beranggapan dengan meningkatnya harga minyak dunia, inflasi di Indonesia mencapai 15%. Misal bunga deposito setelah bersih dikurangi pajak mencapai 4%, sedangkan inflasi 15%, berarti kalau Anda tahun ini bisa membeli sepeda motor dengan harga Rp 8 juta, tahun depan belum tentu Anda bisa membeli sepeda motor yang sama dengan harga Rp 8 juta. Artinya value of money Anda akan berkurang. Jadi apa yang harus Anda lakukan? Diversifikasi adalah kuncinya. Pecah aset Anda dalam beberapa keranjang investasi.

Mitos: selagi muda bersenang-senang dulu, setelah agak tua baru mulai menabung.
Fakta: salah.
Contoh: Ibu A yang menabung di umur 30, menabung setiap bulannya sebesar Rp 500,000. Dia menabung selama 20 tahun. Asumsi return investasi 10% pertahun. Ibu B mulai menabung ketika umurnya menginjak 40 tahun, tapi dia menabung setiap bulannya Rp 1.000.000. Dia menabung selama 10 tahun. Asumsi return investasi juga sama, yaitu 10% pertahun. Kira-kira di usia 50 tahun, siapa yang tabungannya paling banyak? Ibu A atau Ibu B?

Surprise! Ibu A di umur 50 tahun mempunyai uang sebesar Rp 382.848.500. Dan Ibu B mempunyai uang sebesar Rp 206.552000. Artinya, uang Ibu A jauh lebih banyak dari uang Ibu B, walaupun ibu B menabung 2 kali lipat lebih banyak daripada Ibu A. Mengapa demikian? Sebab, Ibu A mulai lebih awal, dan dia mengerti efek compounding interest atau bunga berbunga. Jadi mulailah disiplin menabung sejak dini!

Mitos: orang yang gajinya besar, akan lebih kaya daripada orang yang gajinya kecil.
Fakta: tergantung.
Pengalaman saya dalam mengelola keuangan klien, tidak semua orang yang berpenghasilan besar otomatis menjadikan dia lebih kaya daripada orang yang gajinya biasa biasa saja. Sering orang yang gajinya besar utangnya juga besar, bahkan melebihi aset dia, sehingga kalau dihitung net worth dia (yaitu aset dikurangi hutang) hasilnya malah minus atau negatif. Sedangkan ada yang berpenghasilan biasa saja, tetapi karena dia mempunya gaya hidup yang sederhana, dan cermat dalam berbelanja, net worth-nya positif. Sebab, walaupun rumahnya sederhana, dia sama sekali tak punya utang, baik utang kartu kredit ataupun lainnya.

Mengapa hal ini terjadi? Salahkan gaya hidup. Seringkali kita beranggapan dengan meningkatnya penghasilan, kita harus meningkatkan standar hidup. Ganti mobil, ganti ponsel, renovasi rumah jadi lebih mewah. Gengsi berbelanja makanan di pasar tradisional. Apalagi sebagai manajer berpenghasilan Rp 25 juta per bulan, misalnya, mobil Anda bekas atau keluaran 8 tahun lalu. Kalau hal ini terus menerus terjadi, jangan heran bila di akhir bulan, gaji atau penghasilan Anda yang besar itu tidak akan kelihatan.

Jadi hiduplah tetap sederhana, lupakan gengsi. Sebab gengsi tidak memberikan Anda kekayaan dan hidup sejahtera di akhir tua. Mana yang Anda pilih? Hidup sederhana di usia muda, tetapi ketika pensiun Anda bisa keliling dunia tanpa pusing memikirkan biaya hidup? Atau hidup boros dan glamor di usia muda tetapi untuk berobat di usia tua, Anda tidak mampu?

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More